Selasa, 24 September 2024

MEMBUAT ROBOT HUMANOID

 

PERCOBAAN 2 

MEMBUAT ROBOT HUMANOID

1. Tujuan: agar bamasis mampu membuat robot humanoid

2. Alat dan bahan:

A. Laptop

B. 3d smax

C. Motor servo

D.motor dc

E.transmitter

F. Receiver

G. Kamera

H. Video sender

I. Video receiver

K. Arduino

L. Dtmf

3. Landasan teori

A. Jelaskan tentang robot kelebihan dan kekurangannya!

Kelebihan Robot Humanoid:

Kemampuan Interaksi dengan Lingkungan Manusia:

Karena memiliki bentuk yang menyerupai manusia, robot humanoid dapat dengan mudah berinteraksi dengan lingkungan yang dirancang untuk manusia, seperti menggunakan alat, membuka pintu, atau menavigasi di ruang yang dibangun untuk manusia.

Penggunaan di Berbagai Aplikasi:

Robot humanoid dapat digunakan dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, layanan pelanggan, kesehatan, dan bahkan hiburan. Mereka dapat bertindak sebagai asisten, pengajar, atau bahkan sebagai teman bagi manusia.

Pengembangan AI dan Kecerdasan Emosional:

Beberapa robot humanoid dilengkapi dengan kecerdasan buatan (AI) yang memungkinkan mereka memahami perintah, mengenali suara dan wajah, serta berinteraksi dengan manusia secara alami. Hal ini dapat meningkatkan pengalaman interaksi manusia-robot secara signifikan.

Mendukung Penelitian dan Pengembangan:

Robot humanoid sering digunakan dalam penelitian terkait kecerdasan buatan, mekanika gerak, dan interaksi manusia-robot, sehingga mendorong inovasi teknologi lebih lanjut.

 

Kemampuan untuk Mengganti Tugas Manusia:

Dalam pekerjaan yang berbahaya atau berulang, robot humanoid dapat menggantikan manusia, misalnya dalam industri, operasi militer, atau misi eksplorasi yang berisiko.

Kekurangan Robot Humanoid:

Biaya Produksi yang Tinggi:

Pengembangan dan produksi robot humanoid membutuhkan teknologi canggih dan material mahal, sehingga biaya pembuatannya sangat tinggi. Ini membuat robot humanoid sulit diakses oleh banyak sektor atau individu.

Kompleksitas Teknologi:

Robot humanoid memiliki desain yang sangat kompleks, terutama pada bagian-bagian seperti sendi, motor, dan sistem sensor yang harus meniru gerakan dan fungsi manusia. Keandalannya masih sering menjadi tantangan besar, terutama dalam situasi yang tidak terduga.

Keterbatasan Gerakan dan Kemampuan:

Meskipun menyerupai manusia, robot humanoid saat ini belum memiliki kemampuan untuk bergerak dengan kelincahan atau ketepatan seperti manusia. Beberapa aktivitas yang membutuhkan keterampilan motorik halus atau adaptasi lingkungan yang cepat masih menjadi masalah besar.

Keterbatasan Interaksi Sosial:

Meskipun kecerdasan buatan terus berkembang, robot humanoid masih terbatas dalam hal memahami konteks sosial, emosi, dan nuansa interaksi manusia. Ini membuat interaksi mereka dengan manusia terkadang terasa tidak alami atau kaku.

Kebutuhan Energi yang Tinggi:

Robot humanoid membutuhkan sumber daya energi yang besar untuk menjalankan motor, sensor, dan sistem AI mereka. Baterai yang digunakan seringkali memiliki keterbatasan, sehingga robot ini memerlukan pengisian daya yang sering.

B. JELASKAN TENTANG ROBOT HUMANOID DAN MANFAATNYA!

Robot Humanoid adalah robot yang dirancang untuk menyerupai bentuk tubuh manusia dan meniru perilaku atau aktivitas manusia. Robot ini biasanya memiliki tubuh, lengan, kaki, dan kepala yang menyerupai manusia, dengan kemampuan untuk berjalan, berbicara, menggerakkan lengan, serta kadang-kadang mengenali wajah dan emosi manusia. Robot humanoid dirancang untuk berinteraksi dengan lingkungan manusia, sehingga sering digunakan dalam aplikasi seperti asisten pribadi, pendidikan, kesehatan, dan penelitian.

1. Interaksi dengan Lingkungan yang Dirancang untuk Manusia

Robot humanoid dirancang untuk bergerak dan berfungsi di lingkungan yang dibangun untuk manusia, seperti rumah, kantor, atau tempat umum.

 

2. Bantuan di Bidang Kesehatan

Robot humanoid dapat membantu dalam berbagai aspek perawatan kesehatan, seperti:

·                      Pendamping pasien: Mengingatkan pasien untuk minum obat, membantu mobilitas, atau memberi dukungan emosional.

·                      Asisten dokter: Membantu dalam operasi sebagai alat robotik atau memberikan data yang akurat tentang kondisi pasien.

3. Pendidikan dan Pembelajaran

Di sekolah atau institusi pendidikan, robot humanoid bisa:

·                      Mengajar anak-anak: Menggunakan metode interaktif dan menarik untuk membantu anak belajar lebih mudah.

·                      Memberikan demonstrasi: Menjadi alat praktis untuk menjelaskan konsep ilmiah, teknis, atau matematika secara visual dan langsung.

C. JELASKAN FUNGSI MOTOR SERVO UNTUK ROBOT HUMANOID!

Motor servo memainkan peran yang sangat penting dalam robot humanoid, karena mereka bertanggung jawab atas gerakan presisi pada berbagai bagian tubuh robot. Fungsi utama motor servo dalam robot humanoid adalah mengontrol dan menggerakkan sendi-sendi robot dengan akurasi tinggi, memungkinkan robot untuk meniru gerakan manusia secara lebih alami.           

1.         Fungsi Robot Humanoid

a.         Penggerak Sendi dan Anggota Tubuh

            Motor servo digunakan untuk menggerakkan sendi-sendi pada bagian tubuh robot seperti lengan, kaki, leher, dan jari. Ini memungkinkan humanoid robot untuk melakukan gerakan yang sangat presisi seperti membungkuk, mengangkat benda, berjalan, atau melakukan gerakan tangan yang kompleks.

b.         Pengendalian Gerakan yang Tepat

            Motor servo memiliki kontrol umpan balik posisi, yang berarti mereka dapat memutar atau menggerakkan bagian tubuh robot hingga mencapai posisi atau sudut yang diinginkan dengan sangat presisi. Ini sangat penting untuk humanoid robot, di mana gerakan harus halus dan sesuai dengan perintah yang diberikan oleh sistem kontrol.

D. JELASKAN FUNGSI MOTOR DC UNTUK ROBOT HUMANOID!

Motor servo memainkan peran yang sangat penting dalam robot humanoid, karena mereka bertanggung jawab atas gerakan presisi pada berbagai bagian tubuh robot. Fungsi utama motor servo dalam robot humanoid adalah mengontrol dan menggerakkan sendi-sendi robot dengan akurasi tinggi, memungkinkan robot untuk meniru gerakan manusia secara lebih alami.

                        1.         Fungsi Motor Servo pada Robot Humanoid

                        a.         Penggerak Sendi dan Anggota Tubuh

                        Motor servo digunakan untuk menggerakkan sendi-sendi pada bagian tubuh robot seperti lengan, kaki, leher, dan jari. Ini memungkinkan humanoid robot untuk melakukan gerakan yang sangat presisi seperti membungkuk, mengangkat benda, berjalan, atau melakukan gerakan tangan yang kompleks.

b.         Pengendalian Gerakan yang Tepat

                        Motor servo memiliki kontrol umpan balik posisi, yang berarti mereka dapat memutar atau menggerakkan bagian tubuh robot hingga mencapai posisi atau sudut yang diinginkan dengan sangat presisi. Ini sangat penting untuk humanoid robot, di mana gerakan harus halus dan sesuai dengan perintah yang diberikan oleh sistem kontrol.

c.         Menjaga Keseimbangan Tubuh

                        Motor servo sangat penting dalam menjaga keseimbangan robot humanoid. Dengan mengatur posisi dan torsi pada berbagai sendi seperti lutut, pergelangan kaki, dan pinggul, robot dapat menyesuaikan pusat gravitasi tubuhnya untuk tetap seimbang, terutama saat bergerak di medan yang tidak rata atau saat melakukan gerakan yang rumit.

d.         Responsif Terhadap Sensor dan Sistem Kontrol

                        Motor servo menerima sinyal dari sistem kontrol dan sensor robot, memungkinkan mereka untuk menyesuaikan gerakan berdasarkan kondisi lingkungan atau input dari manusia. Sistem ini sering digunakan bersama dengan sensor giroskop dan accelerometer untuk mengatur keseimbangan dan posisi tubuh robot humanoid.

e.         Penggerak Ekspresi Wajah (untuk Robot dengan Ekspresi Emosional)

                        Pada beberapa robot humanoid yang dilengkapi dengan ekspresi wajah, motor servo juga digunakan untuk menggerakkan bagian wajah seperti mulut, mata, atau alis, memungkinkan robot untuk mengekspresikan emosi atau berinteraksi dengan manusia secara lebih alami.

E. JELASKAN FUNGSI TRANSMITER!

Transmitter pada robot humanoid berfungsi sebagai perangkat komunikasi yang mengirimkan sinyal atau data dari robot ke perangkat lain, seperti remote control, komputer, atau server. Transmitter memainkan peran penting dalam menjaga konektivitas dan interaksi robot dengan lingkungan eksternal, baik untuk tujuan kendali jarak jauh maupun pengiriman informasi yang dikumpulkan oleh robot.

F. JELASKAN FUNGSI RECEIVER!

Receiver pada robot humanoid adalah komponen yang berfungsi untuk menerima sinyal atau data yang dikirim oleh transmitter dari perangkat lain, seperti kontroler jarak jauh, komputer, atau sensor eksternal. Receiver memungkinkan robot humanoid untuk berkomunikasi dan merespons perintah atau informasi yang dikirim dari sumber eksternal.

G. JELASKAN FUNGSI VIDEO SENDER

Video sender pada sistem robot humanoid berfungsi untuk mengirimkan data video yang ditangkap oleh kamera yang ada di robot ke perangkat penerima, seperti komputer, smartphone, atau pusat kontrol. Fungsi ini sangat penting untuk pemantauan, interaksi, dan pengendalian jarak jauh.

1.         Fungsi Video Sender pada Sistem Robot Humanoid

a.         Pengiriman Umpan Video untuk Pemantauan Jarak Jauh

Video sender mengirimkan umpan video secara real-time dari kamera robot humanoid ke operator atau sistem pengendali jarak jauh. Hal ini memungkinkan manusia atau sistem untuk melihat apa yang dilihat oleh robot, yang sangat penting dalam aplikasi pemantauan atau pengawasan.

b.         Interaksi Visual dengan Manusia

Dalam robot humanoid yang berinteraksi dengan manusia, video sender digunakan untuk mengirimkan data video ke perangkat atau layar, memungkinkan manusia untuk melihat perspektif robot. Ini berguna dalam interaksi yang membutuhkan visualisasi langsung atau komunikasi video.

c.         Pemetaan Lingkungan dan Navigasi

Video sender berfungsi untuk mengirimkan data video yang digunakan dalam pemetaan dan navigasi robot. Video ini kemudian diproses oleh sistem kontrol atau operator untuk membantu robot dalam menavigasi atau memetakan area baru. Selain itu, operator bisa memonitor lingkungan untuk memastikan navigasi robot berjalan lancar.

d.         Perekaman dan Dokumentasi Kegiatan

Video sender dapat digunakan untuk merekam aktivitas atau tugas yang dilakukan oleh robot. Video tersebut dikirim ke pusat penyimpanan atau sistem lain untuk dokumentasi atau analisis lebih lanjut.

e.         Komunikasi Antar-Robot (Inter-robot Communication)

Video sender juga dapat digunakan dalam komunikasi antar-robot. Data video yang dikirimkan dari satu robot humanoid dapat diterima oleh robot lain untuk membantu dalam kolaborasi tugas atau navigasi bersama.

H. JELASKAN TENTANG VIDEO RECEIVER

Video receiver pada sistem robot humanoid berfungsi sebagai perangkat yang menerima sinyal video dari sumber eksternal, seperti kamera, drone, atau perangkat pengirim video lainnya, dan memproses data video tersebut untuk digunakan oleh robot atau operator manusia. Video receiver memungkinkan robot humanoid untuk mendapatkan data visual dari lingkungannya atau dari perangkat lain, yang bisa digunakan untuk navigasi, analisis, atau interaksi.

1.         Fungsi Video Receiver pada Sistem Robot Humanoid

a.         Penerimaan Umpan Video dari Perangkat Eksternal

Video receiver menerima umpan video dari perangkat lain, seperti kamera yang terpasang di tempat berbeda, drone pengawas, atau sensor visual lainnya. Hal ini memungkinkan robot humanoid untuk melihat area yang tidak bisa diakses oleh kameranya sendiri atau memantau lingkungan dari sudut yang berbeda.

b.         Pemrosesan dan Analisis Data Video

Setelah menerima umpan video, video receiver memproses data visual tersebut agar dapat digunakan oleh sistem kontrol atau algoritma computer vision (penglihatan komputer). Ini memungkinkan robot humanoid untuk menganalisis gambar dan membuat keputusan berdasarkan informasi visual.

c.         Peningkatan Navigasi dan Pemetaan Lingkungan

Video receiver memungkinkan robot humanoid untuk menerima umpan visual yang membantu dalam pemetaan lingkungan atau navigasi. Dengan menerima data dari kamera eksternal, robot dapat membangun peta yang lebih akurat atau meningkatkan kesadaran situasionalnya.

d.         Kolaborasi Antar-Robot

Video receiver memungkinkan robot humanoid untuk bekerja sama dengan robot lain melalui komunikasi visual. Umpan video dari robot lain dapat diterima oleh video receiver dan digunakan untuk mendukung operasi bersama, seperti menyelesaikan tugas kolaboratif atau membagi tanggung jawab dalam misi yang kompleks.

e.         Interaksi Manusia-Robot melalui Video

Video receiver memungkinkan robot humanoid untuk menerima umpan video dari operator manusia atau sistem interaktif. Ini bisa berupa konferensi video atau komunikasi langsung antara robot dan manusia untuk mendukung interaksi atau kolaborasi.

I.              JELASKAN TENTANG DTMF, BENTUK SIGNAL DTMF TONE 1 SAMPAI DENGAN TONE 9

DTMF (Dual Tone Multi-Frequency) adalah sinyal yang digunakan dalam sistem telekomunikasi untuk mengirimkan informasi melalui suara. Ketika tombol ditekan pada keypad telepon, DTMF menghasilkan dua frekuensi nada yang dikombinasikan: satu dari kelompok frekuensi rendah dan satu dari kelompok frekuensi tinggi. 

           Kode DTMF (Dual Tone Multi-Frequency) menggunakan kombinasi dua frekuensi suara: satu frekuensi dari kelompok rendah dan satu dari kelompok tinggi untuk menghasilkan sinyal unik untuk setiap tombol pada keypad. Berikut adalah penjelasan kode untuk tombol 1 hingga 9

    1.         Contoh dan bentuk Sinyal DTMF

            Tone 1: 697 Hz (rendah) + 1209 Hz (tinggi)

Tone 2: 697 Hz (rendah) + 1336 Hz (tinggi)

Tone 3: 697 Hz (rendah) + 1477 Hz (tinggi)

Tone 4: 770 Hz (rendah) + 1209 Hz (tinggi)

Tone 5: 770 Hz (rendah) + 1336 Hz (tinggi)

Tone 6: 770 Hz (rendah) + 1477 Hz (tinggi)

Tone 7: 852 Hz (rendah) + 1209 Hz (tinggi)

Tone 8: 852 Hz (rendah) + 1336 Hz (tinggi)

Tone 9: 852 Hz (rendah) + 1477 Hz (tinggi)

4. LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN

A. BUAT DESAIN ROBOT HUMANOID MENGGUNAKAN 3D SMAX


           B. BUAT DESAIN BLOK DIAGRAM RANGKAIAN ROBOT HUMANOID


5. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

a)         Motor Servo untuk Gerakan Lengan

Ketika menggunakan motor servo untuk menggerakkan lengan robot, Anda dapat mengontrol sudut pergerakan lengan secara presisi. Motor servo biasanya dikontrol menggunakan sinyal PWM (Pulse Width Modulation). Di dalam simulasi, lengan robot akan bergerak sesuai dengan sudut yang ditentukan oleh sinyal dari mikrokontroler (misalnya, Arduino).

                        b)         Motor Servo untuk Gerakan Kaki

Untuk kaki robot, motor servo juga dapat digunakan untuk simulasi gerakan berjalan atau jongkok. Servo yang dipasang pada sendi pinggul dan lutut memungkinkan kaki bergerak ke depan, ke belakang, atau melakukan gerakan tertentu seperti melangkah.

 

                        c)         Motor Servo untuk Gerakan Kepala (Angguk)

Kepala robot dapat dihubungkan dengan motor servo untuk memungkinkan gerakan anggukan (atas-bawah). Dalam simulasi, ketika sinyal PWM menggerakkan servo ke sudut tertentu, kepala robot akan bergerak mengikuti sinyal tersebut.

                        d)         Motor DC untuk Putar Leher

Berbeda dengan motor servo, motor DC digunakan untuk menghasilkan gerakan berputar secara terus-menerus. Dalam simulasi, motor DC yang menggerakkan leher memungkinkan kepala robot berputar dalam arah yang diinginkan (misalnya, rotasi penuh atau sebagian).

                        e)         Motor DC untuk Putar Pinggang

Sama seperti pada leher, motor DC dapat digunakan untuk memutar pinggang robot. Motor DC ini biasanya digunakan ketika gerakan membutuhkan putaran lebih dari 180°, yang sulit dilakukan oleh servo.

B. Pembahasan

Gerakan tubuh robot, terutama pada robot humanoid, merupakan aspek penting dalam interaksi dan fungsionalitasnya. Pengendalian gerakan ini sering kali memanfaatkan sinyal seperti DTMF (Dual-Tone Multi-Frequency) untuk mengirim perintah yang mengarahkan robot dalam melakukan berbagai tugas. DTMF adalah sistem pengkodean yang menghasilkan dua frekuensi berbeda untuk setiap tombol pada keypad; kombinasi tone ini dapat diinterpretasikan sebagai instruksi tertentu bagi robot, seperti melangkah maju atau memutar badan. Proses ini dimulai dengan mendeteksi sinyal yang diterima oleh receiver robot, diikuti oleh pengolahan sinyal untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan.

Kontrol gerakan tubuh robot melibatkan beberapa komponen kunci, termasuk motor servo dan motor DC. Motor servo berfungsi menggerakkan sendi-sendi robot dengan tingkat presisi yang tinggi, sehingga dapat menyesuaikan posisi lengan atau kepala sesuai perintah yang diterima. Sementara itu, motor DC digunakan untuk gerakan dasar seperti maju atau mundur. Dengan sistem kontrol yang terintegrasi, kombinasi dari sinyal tone dapat mengarahkan motor untuk menghasilkan gerakan yang diinginkan

6. KESIMPULAN

Sistem robot humanoid yang dikendalikan melalui analisis sinyal tone, khususnya DTMF, adalah pendekatan yang efektif untuk menggerakkan dan mengontrol robot dari jarak jauh. Melalui pemrograman logika di Delphi dan penggunaan modul DTMF decoder, sistem ini memungkinkan pengendalian robot yang interaktif, fleksibel, dan mudah diimplementasikan. Meski sederhana, sistem ini dapat dikembangkan lebih lanjut untuk mencapai kontrol yang lebih presisi dan otomatisasi yang lebih tinggi.

7. REFERENSI

[1]        G.-Z. Yang, “Robot learning-Beyond imitation,” Sci. Robot., vol. 4, no. 26, p. eaaw3520, Jan. 2019. doi: 10.1126/scirobotics.aaw3520 

[2]        R. Baines, S. K. Patiballa, J. Booth, L. Ramirez, T. Sipple, A. Garcia, F. Fish, and R. Kramer-Bottiglio, “Multi-environment robotic transitions through adaptive morphogenesis,” Nature, vol. 610, no. 7931, pp. 283–289, Oct. 2022. doi: 10.1038/s41586-022-05188-w

[3]        A. Vishwanath, A. Singh, Y. H. V. Chua, J. Dauwels, and N. Magnenat-Thalmann, “Humanoid co-workers: How is it like to work with a robot?” in Proc. 28th IEEE Int. Conf. Robot and Human Interactive Communication, New Delhi, India, 2019, pp. 1–6.

[4]        J. Cui and J. Trinkle, “Toward next-generation learned robot manipulation,” Sci. Robot., vol. 6, no. 54, p. eabd9461, May 2021. doi: 10.1126/scirobotics.abd9461

[5]        F. Yuan, M. Boltz, D. Bilal, Y.-L. Jao, M. Crane, J. Duzan, A. Bahour, and X. Zhao, “Cognitive exercise for persons with Alzheimer’s disease and related dementia using a social robot,” IEEE Trans. Robot., vol. 39, no. 4, pp. 3332–3346, 2023. doi: 10.1109/TRO.2023.3272846





Jumat, 06 September 2024

MEMBUAT ROBOT RODA MENDETEKSI RANJAU ANTI TANK

 

PERCOBAAN 1

MEMBUAT ROBOT RODA MENDETEKSI RANJAU ANTI TANK

 

1.         Tujuan          

Agar Bamasis mampu membuat robot beroda untuk mendeteksi ranjau Anti Tank

2.         Alat dan Bahan :

            a.         Laptop

            b.         Aplikasi Program Delphi

            c.         Codingan Arduino

            d.         Protheus

            e.         Arduino Uno

            f.          Sensor atau Detector Ranjau

            g.         Pemancar / Penerima

            h.         Motor DC

            i.          Kamera

            j.          Video Sender dan Receiver

            k.         TV Turner

            l.          DTMF Encoder dan Decoder

3.         Landasan Teori

            a.         Jelaskan tentang Robot Beroda menggunakan Motor DC

Robot beroda yang menggunakan motor DC adalah salah satu jenis robot yang bergerak menggunakan roda dan digerakkan oleh motor arus searah (DC). Motor DC ini berfungsi sebagai aktuator yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, memungkinkan robot untuk bergerak sesuai dengan perintah yang diberikan.

            b.         Jelaskan tentang Ranjau Anti Tank

Ranjau anti-tank adalah jenis ranjau darat yang dirancang khusus untuk menonaktifkan atau menghancurkan kendaraan lapis baja, terutama tank dan kendaraan tempur lapis baja lainnya. Ranjau ini umumnya memiliki daya ledak yang lebih besar dibandingkan dengan ranjau anti-personel, sehingga mampu menembus lapisan baja tebal pada kendaraan militer.

 

            c.         Jelaskan tentang Detector Ranjau

Detektor ranjau adalah alat yang digunakan untuk menemukan dan mengidentifikasi keberadaan ranjau darat yang tersembunyi di bawah tanah atau di permukaan. Alat ini sangat penting untuk operasi kemanusiaan pasca-konflik, operasi militer, dan pembersihan area yang terkontaminasi oleh ranjau darat, yang sering kali meninggalkan bahaya bagi warga sipil dan pasukan militer.

            d.         Jelaskan tentang COM PORT pada Delphi

COM Port (Communication Port) adalah antarmuka komunikasi serial yang digunakan untuk mengirimkan data antara komputer dan perangkat eksternal seperti printer, modem, atau mikrokontroler. Pada Delphi, bahasa pemrograman yang banyak digunakan untuk pengembangan aplikasi desktop berbasis Windows, COM Port dapat diakses untuk berkomunikasi dengan perangkat eksternal melalui komunikasi serial.

            e.         Jelaskan tentang Fungsi DTMF pada kirim terima data

DTMF (Dual-Tone Multi-Frequency) adalah metode pengkodean suara yang digunakan dalam komunikasi telepon untuk mengirimkan informasi numerik dengan menekan tombol pada keypad telepon. Fungsi utama DTMF adalah untuk mengirim data melalui sinyal suara yang terdiri dari dua nada frekuensi berbeda. Sistem ini digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk komunikasi telepon, sistem otomatisasi, dan bahkan pengendalian perangkat jarak jauh.

4.         Langkah percobaan

            a.         Desain Menggunakan 3D Max untuk Robot Beroda dan Detector Ranjau



 

            b.         Buat Blok Diagram cara kerja robot beroda deteksi ranjau kirim data ke Ground Station.



            c.         Buat rangkaian Control Arduino untuk menggerakan Roda Motor DC



            d.         Buat rangkaian Detector Ranjau diterima oleh Arduino dan diterima oleh Laptop menggunakan Delphi menggunakan Protheus

            e.         Buat coding Delphi untuk menunjukan daerah ranjau

unit Unit2;

 

interface

 

uses

  Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls, Forms,

  Dialogs, jpeg, ExtCtrls, StdCtrls;

 

type

  TForm2 = class(TForm)

    Image1: TImage;

    Shape1: TShape;

    Shape2: TShape;

    Shape3: TShape;

    Shape4: TShape;

    Shape5: TShape;

    Shape6: TShape;

    Shape7: TShape;

    Shape8: TShape;

    Shape9: TShape;

    Shape10: TShape;

    Shape11: TShape;

    Shape12: TShape;

    Shape13: TShape;

    Shape14: TShape;

    Shape15: TShape;

    Shape16: TShape;

    Label1: TLabel;

    Label2: TLabel;

    Label3: TLabel;

    Label4: TLabel;

    Label5: TLabel;

    Label6: TLabel;

    Label7: TLabel;

    Label8: TLabel;

    ComboBox1: TComboBox;

    Label9: TLabel;

    Label10: TLabel;

    Button1: TButton;

    Edit1: TEdit;

    Button2: TButton;

    Shape17: TShape;

    Shape18: TShape;

    Label11: TLabel;

    Label12: TLabel;

    Shape19: TShape;

    Shape20: TShape;

    procedure Button1Click(Sender: TObject);

    procedure Button2Click(Sender: TObject);

  

  private

    { Private declarations }

  public

    { Public declarations }

  end;

 

var

  Form2: TForm2;

 

implementation

 

{$R *.dfm}

 

procedure TForm2.Button1Click(Sender: TObject);

var

titik:Integer;

status:String;

pos:String;

 

begin

titik := ComboBox1.ItemIndex;

Status := Edit1.Text;

 

if titik <> -1 then

begin

  //Showmessage ('POS yang dipilih:'+ ComboBox1.Items [titik]);

  pos :=ComboBox1.Items [titik];

end

else

begin

  //Showmessage('Kosong');

  pos:='';

end;

 

if (pos='1') and (status='H') then

  begin

    Shape9.Brush.Color:= clLime;

    Shape9.Visible:= True;

    Shape16.Visible:= False;

    Shape15.Visible:= False;

    Shape14.Visible:= False;

    Shape13.Visible:= False;

    Shape12.Visible:= False;

    Shape11.Visible:= False;

    Shape10.Visible:= False;

  end

else if (pos='1') and (status='K') then

  begin

    Shape9.Brush.Color:= clYellow;

    Shape9.Visible:= True;

    Shape16.Visible:= False;

    Shape15.Visible:= False;

    Shape14.Visible:= False;

    Shape13.Visible:= False;

    Shape12.Visible:= False;

    Shape11.Visible:= False;

    Shape10.Visible:= False;

  end

else if (pos='1') and (status='M') then

  begin

    Shape9.Brush.Color:= clRed;

    Shape9.Visible:= True;

    Shape16.Visible:= False;

    Shape15.Visible:= False;

    Shape14.Visible:= False;

    Shape13.Visible:= False;

    Shape12.Visible:= False;

    Shape11.Visible:= False;

    Shape10.Visible:= False;

  end

else if (pos='2') and (status='H') then

  begin

    Shape10.Brush.Color:= clLime;

    Shape10.Visible:= True;

    Shape9.Visible:= False ;

  end

else if (pos='2') and (status='K') then

  begin

    Shape10.Brush.Color:= clYellow;

    Shape10.Visible:= True;

    Shape9.Visible:= False ;

  end

else if (pos='2') and (status='M') then

  begin

    Shape10.Brush.Color:= clRed;

    Shape10.Visible:= True;

    Shape9.Visible:= False ;

  end

else if (pos='3') and (status='H') then

  begin

    Shape11.Brush.Color:= clLime;

    Shape11.Visible:= True;

    Shape10.Visible:= False;

    Shape9.Visible:= False ;

  end

else if (pos='3') and (status='K') then

  begin

    Shape11.Brush.Color:= clYellow;

    Shape11.Visible:= True;

    Shape10.Visible:= False;

    Shape9.Visible:= False ;

  end

else if (pos='3') and (status='M') then

  begin

    Shape11.Brush.Color:= clRed;

    Shape11.Visible:= True;

    Shape10.Visible:= False;

    Shape9.Visible:= False ;

  end

else if (pos='4') and (status='H') then

  begin

    Shape12.Brush.Color:= clLime;

    Shape12.Visible:= True;

    Shape11.Visible:= False;

    Shape10.Visible:= False;

    Shape9.Visible:= False ;

  end

else if (pos='4') and (status='K') then

  begin

    Shape12.Brush.Color:= clYellow;

    Shape12.Visible:= True;

    Shape11.Visible:= False;

    Shape10.Visible:= False;

    Shape9.Visible:= False ;

  end

else if (pos='4') and (status='M') then

  begin

    Shape12.Brush.Color:= clRed;

    Shape12.Visible:= True;

    Shape11.Visible:= False;

    Shape10.Visible:= False;

    Shape9.Visible:= False ;

  end

else if (pos='5') and (status='H') then

  begin

    Shape13.Brush.Color:= clLime;

    Shape13.Visible:= True;

    Shape12.Visible:= False;

    Shape11.Visible:= False;

    Shape10.Visible:= False;

    Shape9.Visible:= False ;

  end

else if (pos='5') and (status='K') then

  begin

    Shape13.Brush.Color:= clYellow;

    Shape13.Visible:= True;

    Shape12.Visible:= False;

    Shape11.Visible:= False;

    Shape10.Visible:= False;

    Shape9.Visible:= False ;

  end

else if (pos='5') and (status='M') then

  begin

    Shape13.Brush.Color:= clRed;

    Shape13.Visible:= True;

    Shape12.Visible:= False;

    Shape11.Visible:= False;

    Shape10.Visible:= False;

    Shape9.Visible:= False ;

  end

else if (pos='6') and (status='H') then

  begin

    Shape14.Brush.Color:= clLime;

    Shape14.Visible:= True;

    Shape13.Visible:= False;

    Shape12.Visible:= False;

    Shape11.Visible:= False;

    Shape10.Visible:= False;

    Shape9.Visible:= False ;

  end

else if (pos='6') and (status='K') then

  begin

    Shape14.Brush.Color:= clYellow;

    Shape14.Visible:= True;

    Shape13.Visible:= False;

    Shape12.Visible:= False;

    Shape11.Visible:= False;

    Shape10.Visible:= False;

    Shape9.Visible:= False ;

  end

else if (pos='6') and (status='M') then

  begin

    Shape14.Brush.Color:= clRed;

    Shape14.Visible:= True;

    Shape13.Visible:= False;

    Shape12.Visible:= False;

    Shape11.Visible:= False;

    Shape10.Visible:= False;

    Shape9.Visible:= False ;

  end

else if (pos='7') and (status='H') then

  begin

    Shape15.Brush.Color:= clLime;

    Shape15.Visible:= True;

    Shape14.Visible:= False;

    Shape13.Visible:= False;

    Shape12.Visible:= False;

    Shape11.Visible:= False;

    Shape10.Visible:= False;

    Shape9.Visible:= False ;

  end

else if (pos='7') and (status='K') then

  begin

    Shape15.Brush.Color:= clYellow;

    Shape15.Visible:= True;

    Shape14.Visible:= False;

    Shape13.Visible:= False;

    Shape12.Visible:= False;

    Shape11.Visible:= False;

    Shape10.Visible:= False;

    Shape9.Visible:= False ;

  end

else if (pos='7') and (status='M') then

  begin

    Shape15.Brush.Color:= clRed;

    Shape15.Visible:= True;

    Shape14.Visible:= False;

    Shape13.Visible:= False;

    Shape12.Visible:= False;

    Shape11.Visible:= False;

    Shape10.Visible:= False;

    Shape9.Visible:= False ;

  end

else if (pos='8') and (status='H') then

  begin

    Shape16.Brush.Color:= clLime;

    Shape16.Visible:= True;

    Shape15.Visible:= False;

    Shape14.Visible:= False;

    Shape13.Visible:= False;

    Shape12.Visible:= False;

    Shape11.Visible:= False;

    Shape10.Visible:= False;

    Shape9.Visible:= False ;

  end

else if (pos='8') and (status='K') then

  begin

    Shape16.Brush.Color:= clYellow;

    Shape16.Visible:= True;

    Shape15.Visible:= False;

    Shape14.Visible:= False;

    Shape13.Visible:= False;

    Shape12.Visible:= False;

    Shape11.Visible:= False;

    Shape10.Visible:= False;

    Shape9.Visible:= False ;

  end

else if (pos='8') and (status='M') then

  begin

    Shape16.Brush.Color:= clRed;

    Shape16.Visible:= True;

    Shape15.Visible:= False;

    Shape14.Visible:= False;

    Shape13.Visible:= False;

    Shape12.Visible:= False;

    Shape11.Visible:= False;

    Shape10.Visible:= False;

    Shape9.Visible:= False ;

  end

  end;

procedure TForm2.Button2Click(Sender: TObject);

begin

Form2.Close;

end;

 

end.

 

           

5.         Hasil dan Pembahasan

            a.         hasil

1)tampilkan bukti rangkaian kontrol, rangkaian detektor ranjau, rangkaian tampilan dalam bentuk proteus

2)tampilkan bukti hasil program delphi tentang proteksi daerah ranjau

b.    pembahasan

1.   Uraikan cara kerja rangkaian kontrol robot beroda ,maju mundur,belok kanan, belok kiri, berhenti, buatkan tabel logikannya

Cara Kerja

Untuk kontrol robot beroda yang dapat maju, mundur, belok kanan, belok kiri, dan berhenti, biasanya Anda memerlukan motor DC atau motor servo, driver motor (seperti L298N atau L293D), dan mikrokontroler (seperti Arduino).

Komponen Utama:

Motor DC: Dua motor untuk gerakan maju mundur dan belok kiri kanan.

Driver Motor: Mengendalikan arus yang mengalir ke motor dari mikrokontroler.

Mikrokontroler: Mengontrol driver motor berdasarkan input.

Rangkaian:

Motor A: Mengendalikan roda kiri.

Motor B: Mengendalikan roda kanan.

Driver Motor: Memiliki input dari mikrokontroler dan output ke motor.

Mikrokontroler: Mengirim sinyal kontrol ke driver motor.

Logika Kontrol:

Maju: Motor kiri dan kanan berputar ke arah yang sama.

Mundur: Motor kiri dan kanan berputar ke arah yang berlawanan.

Belok Kiri: Motor kanan berputar ke arah yang sama, motor kiri berputar ke arah yang berlawanan.

Belok Kanan: Motor kiri berputar ke arah yang sama, motor kanan berputar ke arah yang berlawanan.

Berhenti: Kedua motor tidak berputar.

Tabel Logika



Pembahasan :

a.    Uraikan cara kerja rangkaian control robot beroda gerak maju mundur belok kanan, kiri dan berhenti. Buatkan tabel logikanya

b.    Kirim terima DTMF Code angka 2, 8, 4, 5, dst.

DTMF (Dual-Tone Multi-Frequency) adalah sistem yang digunakan untuk mengirimkan sinyal telekomunikasi. Misalnya, untuk mengendalikan robot, Anda bisa menggunakan tombol pada telepon untuk mengirimkan kode DTMF dan membaca kode tersebut dengan dekoder DTMF.

Komponen Utama:

·         Dekoder DTMF (misalnya, MT8870): Mendeteksi sinyal DTMF dan mengubahnya menjadi sinyal digital yang dapat dibaca oleh mikrokontroler.

·         Mikrokontroler: Menerima sinyal dari dekoder DTMF dan mengontrol motor berdasarkan sinyal tersebut.

Cara Kerja:

1.    Kirim Kode: Tekan tombol pada telepon untuk mengirimkan kode DTMF (misalnya, 2 untuk maju, 8 untuk mundur, 4 untuk kiri).

2.    Terima Kode: Dekoder DTMF menangkap sinyal dan mengubahnya menjadi data digital.

3.    Kontrol Motor: Mikrokontroler menerima data dan mengendalikan motor sesuai dengan kode yang diterima.

 

Contoh Kode Arduino untuk Membaca DTMF:

cpp

Salin kode

#include <DTMFDecoder.h> // Misalnya, gunakan pustaka untuk dekoder DTMF

 

DTMFDecoder dtmfDecoder;

 

void setup() {

  Serial.begin(9600);

  dtmfDecoder.begin();

}

 

void loop() {

  char dtmfCode = dtmfDecoder.getCode();

  if (dtmfCode) {

    Serial.print("Kode DTMF diterima: ");

    Serial.println(dtmfCode);

   

    // Implementasi kontrol motor sesuai kode DTMF

    switch(dtmfCode) {

      case '2':

        maju();

        break;

      case '8':

        mundur();

        break;

      case '4':

        kiri();

        break;

      case '6':

        kanan();

        break;

      default:

        berhenti();

    }

  }

}

 

void maju() { /* Implementasi gerak maju */ }

void mundur() { /* Implementasi gerak mundur */ }

void kiri() { /* Implementasi belok kiri */ }

void kanan() { /* Implementasi belok kanan */ }

void berhenti() { /* Implementasi berhenti */ }

 

 

c.    Uraikan cara kerja detector ranjau ketika menjumpai ranjau tank

Detektor ranjau dapat menggunakan berbagai teknologi, seperti sensor metalik, sensor inframerah, atau sensor ultrasonik. Di bawah ini, saya uraikan cara kerja menggunakan sensor metalik:

 

Cara Kerja:

 

Deteksi Metal: Sensor metal mendeteksi adanya logam di sekitarnya. Ini bisa dilakukan dengan mendeteksi gangguan pada medan elektromagnetik atau perubahan kapasitansi yang disebabkan oleh logam.

Sinyal dari Sensor: Ketika sensor mendeteksi adanya logam (misalnya, ranjau), sensor mengirimkan sinyal ke mikrokontroler.

Pemrosesan Data: Mikrokontroler memproses sinyal dari sensor untuk menentukan apakah ranjau terdeteksi. Jika ya, mikrokontroler dapat memicu alarm atau mengindikasikan status melalui LED atau layar.

Contoh Skema Sederhana dengan Sensor Metal:

 

Sensor Metal: Terhubung ke mikrokontroler (misalnya Arduino) melalui pin input.

Mikrokontroler: Membaca sinyal dari sensor dan menentukan apakah ada ranjau berdasarkan ambang batas tertentu.

Output: Mikrokontroler mengaktifkan alarm atau indikator jika ranjau terdeteksi.

Contoh Kode Arduino untuk Sensor Metal:

 

cpp

Salin kode

const int sensorPin = A0;  // Pin sensor metal

const int threshold = 500; // Ambang batas deteksi metal

const int alarmPin = 13;   // Pin LED atau buzzer

 

void setup() {

  Serial.begin(9600);

  pinMode(alarmPin, OUTPUT);

}

 

void loop() {

  int sensorValue = analogRead(sensorPin);

  if (sensorValue > threshold) {

    digitalWrite(alarmPin, HIGH); // Aktifkan alarm

    Serial.println("Ranjau terdeteksi!");

  } else {

    digitalWrite(alarmPin, LOW);  // Matikan alarm

  }

  delay(100); // Tunggu sebentar sebelum membaca lagi

}

Dengan langkah-langkah dan kode di atas, Anda dapat merancang dan mengimplementasikan sistem kontrol robot beroda, sistem pengiriman dan penerimaan DTMF, serta detektor ranjau.

 

 

6.         Kesimpulan

Dalam sistem pengiriman dan penerimaan kode DTMF, kode DTMF digunakan untuk mengendalikan robot dengan mengirimkan sinyal audio dari telepon. Dekoder DTMF, seperti MT8870, digunakan untuk menangkap dan mengubah sinyal DTMF menjadi data digital yang dapat dibaca oleh mikrokontroler, seperti Arduino. Dengan cara ini, perintah yang dikirim melalui telepon dapat diinterpretasikan oleh mikrokontroler, yang kemudian mengendalikan motor sesuai dengan kode yang diterima, seperti 2 untuk maju, 8 untuk mundur, dan 4 untuk belok kiri.

 

Detektor ranjau, di sisi lain, berfungsi untuk mendeteksi keberadaan ranjau dengan menggunakan sensor metalik. Sensor ini bekerja dengan mendeteksi gangguan pada medan elektromagnetik atau perubahan kapasitansi yang disebabkan oleh adanya logam. Sinyal dari sensor diproses oleh mikrokontroler yang kemudian menentukan apakah ranjau terdeteksi berdasarkan ambang batas tertentu. Jika terdeteksi, mikrokontroler dapat mengaktifkan alarm atau indikator untuk memberi tahu pengguna.

 

Secara keseluruhan, penerapan teknologi ini memungkinkan pengendalian robot dengan berbagai cara yang efektif dan aman. Pengendalian robot beroda memerlukan koordinasi yang tepat antara motor, driver, dan mikrokontroler. Penggunaan kode DTMF menyediakan metode nirkabel yang praktis untuk kontrol jarak jauh. Sementara detektor ranjau mengandalkan sensor metalik untuk deteksi yang akurat, yang sangat penting untuk keamanan dalam aplikasi eksplorasi.

7.         Referensi yang digunakan (Ambil dari Jurnal Internasional dan Nasional)

http://www.amazon.com/Arduino-Robotics-John-David-Warren/dp/1430238973

http://www.arduino.cc/en/Guide/Motors

http://www.instructables.com/Basic-Motor-Control-With-Arduino/

http://www.electronicdatasheets.com/mt8870-dtmf-decoder.html

http://www.electronicwings.com/nodemcu/projects/mt8870-dtmf-decoder-interfacing-with-

http://www.electronics-tutorials.ws/blog/dtmf.html

http://www.amazon.com/Practical-Electronics-Inventors-Paul-Scherz/dp/1260465000

http://www.electronics-tutorials.ws/blog/metal-detectors.html

http://www.instructables.com/Metal-Detector-Using-Arduino/

 


Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

BTemplates.com

MEMBUAT ROBOT HUMANOID